Saturday, November 2

Pegun Quran dari sudut pandang Jalaludin Rumi

Ketika al-Qur'an diturunkan,
ramai kaum tak beriman mencemuhkan.

(Mereka mengatakan):
"Itu hanya kisah dan cerita masa lalu;
bukan penelitian yang baru,
bukan pemikiran yang canggih;
Bahkan anak kecil pun bisa memahaminya:
hanya tentang hal-hal yang diperintahkan dan hal-hal yang dilarang.
Kisah tentang Yusuf--
tentang betapa tampannya dia,
kisah ayahnya Ya'qub,
Zulaikha dan ghairahnya.
Naskah biasa saja,
semua orang dapat memahami maknanya:
tidak terdapat bagian yang membingungkan akal."
Dia berkata:
"Jika menurutmu mudah,
buatlah satu surat saja yang semisal dan semudah al-Qur'an ini.
Kerahkanlah jin, manusia dan cerdik-pandai
diantaramu, menandingi dengan satu ayat yang semisal."
Ketahuilah, kalimah dalam al-Qur'an itu
memiliki pengertian literal
dan makna-dalam yang sangat agung.
Dan di balik makna-dalam itu,
terdapat lapisan makna ketiga
yang didalamnya semua kecerdasan hilang akal.
Tentang makna lapis ke empat dari al-Qur'an:
sama sekali tak ada yang dapat memahaminya,
kecuali Tuhan, yang bagi-Nya tak ada sekutu,
yang bagi-Nya tak ada suatu pembanding.
Kerana itu anakku,
jangan membaca al-Qur'an
hanya demi makna luarnya belaka.
Azazil memandang sang Insan,
dan didapatinya dia tersusun
hanya dari tanah liat belaka.
Aspek luar al-Qur'an itu seperti jasmani insan:
ciri-cirinya tampak;
sementara jiwanya tersembunyi.
Boleh jadi kau tinggal bersama
sanak-saudaramu selama seratus tahun,
tapi tak setipis rambut pun mereka pernah MENGENAL jiwamu.
Jika dirimu terkesan akan Naskah Agung ini, silakan tinggal kesan dan pesan anda... moga saja kita saling mengisi dan beroleh mencapai rahmat Allah

4 comments:

amaq aziz said...

sudut pandang sufisme. dibutuhkan cara memahaminya

tehr said...

moga2 kita sentiasa mendapat rahmatNya
dunia dan akhirat

wahida said...

Al Quran pegangan kita...


salam, tengs drop by my blog n drop ur comment, saya follow sini terus yer..

Sham Kamarul said...

takda masalah. Thanks for drop by