Monday, March 25

KUASAILAH DIRIMU TERHADAP SEGALA GODAAN


Mari kita mendalami sedikit tentang pengertian ‘budak’. Dalam kamus, budak diertikan sebagai abdi, hamba, jongos dan orang gaji. Ertinya seseorang atau sekelompok orang yang berada di bawah kuasa orang (pihak) lain. Budak selalu tergantung pada atasannya dan bekerja menurut perintah atasan yang mempekerjakannya. Seorang budak tidak mempunyai kebebasan untuk menentukan hala tuju hidupnya.

Lawan kata dari budak adalah tuan. Tuan adalah pihak yang berkuasa atas diri budaknya. Dalam pengertian umum, budak selalu dianggap jelek dan buruk, jauh dari nilai-nilai perikemanusiaan dan keadilan. Budak sering dianggap sebagai ‘milik’ dari yang memperbudaknya sehingga halal diperjual-belikan seperti barang. Itulah sebabnya muncul istilah ‘budak belian’. Seorang budak tidak akan sanggup menolak transaksi ini tanpa bantuan pihak lain yang mahu membelanya.


“SETIAP ORANG YANG MELAKUKAN DOSA ADALAH BUDAK (HAMBA) DOSA”
Kata-kata ini menjadi kejutan bagi kita yang sering bermain-main dengan dosa. Dosa tidak dianggap sebagai bagian dari perbudakan melainkan suatu kesenangan hidup (enjoy life). Memang, begitu menyenangkanlah bagi sebagian orang bermain-main dengan dosa. Mereka bahkan bersekongkol dengan si jahat untuk berbuat dosa.

Bagi orang-orang yang membaca kitab, kata-kata dan ajaran seperti ini justru membuat mereka tidak merdeka, meskipun kata-kata itu berisi kebenaran. Mereka tidak bebas melakukan apa saja yang mereka anggap benar. Mereka merasa terkongkong.

Tetapi dengan mantap maksudnya lebih jauh tentang kata ‘budak’. 'Tuan' tidak harus selalu dimengerti sebagai 'person' dalam pengertian manusia. Segala sesuatu yang mampu menggoda dan menguasai kita boleh dianggap sebagai tuan. Seseorang yang tidak sanggup menentukan sikapnya sendiri untuk memutuskan suatu hal, dan selalu berada di bawah perintah 'pihak' lain telah membuat dirinya menjadi budak. 

Seseorang diperbudak oleh calculator karena ia selalu tergantung dari hasil kiraan alat itu. 

Seseorang diperbudak internet karena tidak bisa lagi berjauhan dengan jaringan modern itu. 

Seseorang diperbudak oleh smart phone dan sejenisnya kerana hidupnya merasa hampa jika sehari saja tanpa mengaktifkannya. 

Intinya, setiap hal yang sifatnya menguasai kita (sementara kita tidak sanggup mengendalinya) telah menjadi tuan atas diri kita. Kita memberhalakannya lebih dari Tuhan.

Demikanlah halnya dengan dosa. Seseorang yang tunduk di bawah kuasa dosa adalah budak dosa. Jika Anda tidak mampu membatasi diri mengkonsumsi alcohol, bererti Anda telah diperbudak alcohol. Jika Anda tidak mampu menahan diri untuk tidak berselingkuh, bererti Anda telah diperbudak hawa nafsumu. Jika Anda tidak sanggup menguasai tubuh dan fikiranmu, bererti Anda telah menjadi budak dari tubuhmu sendiri. Jika Anda tidak mampu mengawal emosi dan kemarahan Anda bererti Anda telah diperbudak oleh obsesi dan idealisme Anda. 

Suatu keutamaanlah bagi kita jika mampu mengontrol diri terhadap segala godaan jahat. Dengan demikian si jahat tidak akan menjadi tuan yang harus kita abdi. Biarkanlah Tuhan saja menjadi Tuan bagi kita, bukan yang lain-lain.